BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimalsebagai salah satu unsur kebijaksanaan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan pembangunan bidang kesehatan tersebut dapat terwujud, diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan sebagai perwujudan upaya tersebut dibentuk sistem kesehatan nasional (Budioro, 2001).
Derajat kesehatan perlu ditingkatkan terus, hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia adalah dengan meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks komposit dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Indikator Indeks Pembangunan Manusia di sektor kesehatan adalah umur harapan hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2007). Umur harapan hidup merupakan kontribusi dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan milennium. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (2002-2003), jadi Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKBBL) di Indonesia mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup atau dua kali lebih besar dari target World Health Organization (WHO) sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup.
Menurut Menteri Kesehatan (2007), berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (2001), penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya BBLR 29%, asfiksia 27%, tetanus neonatorum 10%, masalah pemberian makanan 10%, gangguan hematologik 6%, infeksi 5%, dan lain-lain 13%.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% - 30%.
Menurut Mitayami (2011) faktor penyebab BBLR adalah komplikasi obstetri, komplikasi medis, faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu diantaranya adalah dikarenakan penyakit, usia ibu, keadaan sosial ekonomi dan kondisi ibu saat hamil.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2003) Angka Kematian Bayi (AKB) di Propinsi Jawa Barat masih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional yaitu 321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri (Retnasih, 2005).
Berdasarkan hasil survey di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2007 yang mengalami insiden BBLR sebanyak 15,5%-17% dari kelahiran hidup 95% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2007).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten ........... tahun 2007 adalah 41,25 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih diatas target dalam indikator ........... Sehat Tahun 2008, yakni < 35 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten ........... pada tahun 2007 jumlah kematian bayi di Kabupaten ........... sebanyak 346 kasus. Jumlah ini meningkat pada tahun 2008 yaitu jumlah kematian bayi di ........... sebanyak 385 kasus. Salah satu penyebabnya adalah kejadian BBLR sebesar 24,5% (Dinas Kesehatan Kabupaten ..........., 2008).
Hasil data rekapitulasi di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... tahun 2011 jumlah BBL tercatat sebesar 630 bayi, yang terdiri dari bayi lahir normal sebesar 558 (88,5%), bayi yang mengalami kejadian BBLR sebesar 43 (6,82%), asfiksia 3 (0,4%), sungsang 13 (2%), lintang 9 (1,4%) dan gemeli 4 (0,6%). Angka ini sangat ironis apabila dibandingkan dengan kecamatan lain yaitu Kecamatan Leuwimunding yang jumlah BBL nya terbesar di Kabupaten ........... yaitu 1,104 namun jumlah bayi yang mengalami kejadian BBLR sebesar 13 (1,17%).
Kejadian BBLR yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya (Elizawarda, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
Sehingga yang menjadi pertanyaan peneliti adalah ”Apakah Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya gambaran kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran paritas, jarak kehamilan, umur ibu, dan kunjungan ANC di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2.4 Diketahuinya hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2.5 Diketahuinya hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.3.2.6 Diketahuinya hubungan kunjungan ANC dengan kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR serta menjadi suatu kesempatan yang berharga bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikanya ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi tambahan yang bermanfaat khususnya bagi mahasiswa kebidanan serta dapat dijadikan sumber rujukan bagi penelitian yang akan datang tentang faktorr-faktor yang berhubungan dengan BBLR.
1.4.3 Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan informasi secara objektif tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan ibu dan anak.
1.5 Ruang Lingkup
Pada penelitian ini meliputi variabel independen yaitu paritas, jarak kehamilan, umur ibu dan kunjungan ANC, sedangkan variabel dependennya yaitu kejadian BBLR. Semua variabel itu akan diteliti untuk diketahui hubungan antara paritas, jarak kehamilan, umur ibu dan kunjungan ANC terhadap kejadian BBLR di UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun 2011.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.169
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 comments:
Post a Comment