BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya asing yang masuk ke Indonesia bukanlah sesuatu yang selalu bersifat positif tetapi juga bukan hal yang selalu bersifat negatif. Namun penekanannya adalah bagaimana bangsa ini menyikapi segala budaya yang masuk dengan tetap berpegang pada apa yang telah diyakininya sebagai suatu hal yang bersifat prinsipil dan mendasar bagi diri bangsa Indonesia sendiri, sehingga kita tidak akan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa dan mengikuti kebudayaan bangsa lain dan pada akhirnya hanya akan menjadi tamu di rumah sendiri (Rahmawati. 2009).
Globalisasi berperan terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat. Salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi junk food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolestrol namun rendah serat telah menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat Indonesia. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority (2002), usia 15 – 34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu. Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai sebagai cermin dalam tatanan masyarakat Indonesia, bahwa rentang usia tersebut adalah golongan pelajar dan pekerja muda.
Seiring dengan perkembangan teknologi, gaya hidup sedentary (kurangnya aktivitas) semakin meningkat. Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih untuk mengendarai mobil dan motor daripada berjalan kaki atau naik sepeda . Hal ini ditambah pula dengan keterpaparan berbagai media komunikasi yang dapat mengubah perilaku seseorang, termasuk pola konsumsi seseorang yang kini lebih cenderung mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food yang tinggi kalori. Aktivitas yang rendah disertai pola makan yang salah dapat menjadi salah satu masalah gizi yang lebih serius (Farhani, 2010)
Berdasarkan data market size dibeberapa sektor Industri di Indonesia ( SWA 01/XXIII/Februari 2008) Pada tahun 2008 pertumbuhan industri makanan di Indonesia mencapai 19,4% hal ini mengindikasikan bahwa konsumen makanan fast food semakin meningkat setiap tahunnya. Dari data survey ACNielsen online customer tahun 2007 mendapatkan hasil bahwa 28% masyarakat Indonesia mengonsumsi Fast Food minimal satu minggu sekali 33% diantaranya mengonsumsi saat makan siang. Tidak mengherankan jika Indonesia menjadi Negara ke 10 yang paling banyak masyarakatnya mengonsumsi makanan fast food.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahdiah et al ( 2004) Remaja SLTP kota lebih banyak mengkonsumsi jenis fast food karena restoran atau counter fast food di kota menyediakan menu yang lebih banyak dan variatif dibandingkan di desa.
Gaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain penyajian yang cepat sehingga tidak menghabiskan waktu lama dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, higienis dan dianggap sebagai makanan bergengsi dan makanan gaul (Irianto,2007).
Perubahan dari pola makan tradisional ke pola makan barat seperti fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol, ditambah kehidupan yang disertai stress dan kurangnya aktivitas fisik, terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes miellitus (Hermina, 2003).
Konsumsi makanan cepat saji dapat mempengaruhi kualitas diet dan meningkatkan resiko obesitas karena tingginya kandungan lemak dan minimnya serat. Steander et.al (2007) dalam Farhani (2010) menyebutkan sebuah studi di Amerika menemukan bahwa konsumsi makanan cepat saji berhubungan positif dengan peningkatan berat badan. Seseorang yang mengonsumsi makanan cepat saji berhubungan positif dengan peningkatan berat badan. Seseorang yang mengonsumsi makanan cepat saji > 2 kali per minggu berat badannya meningkat 4,5 kg dan 104% meningkatkan resistensi insulin jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji 1 kali per minggu (Rahmawati,2009)
Akademi Kebidanan adalah sebuah institusi pendidikan bidan yang terletak di Tanjung barat jakarta selatan mahasiswa akademi kebidanan banyak yang berasal dari luar daerah membuat mereka cenderung memilih makanan fast food sebagai makanan keseharian mereka. Kecenderungan dalam mengkonsumsi fast food yang terlalu sering dapat menimbulkan penyakit degeneratif karena pada umumnya fast food miskin sayuran yang merupakan sumber serat dan terlalu tinggi protein untuk tiap porsinya (Siswono, 2008).
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kebiasaan mengonsumsi makanan fast food pada mahasiswa Akademi Kebidanan
1.2 Rumusan Masalah
Era globalisasi turut merubah pula pola makan dari tradisional ke pola makan barat seperti fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol, ditambah kehidupan yang disertai stress dan kurangnya aktivitas fisik, terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus (Hermina, 2003) pemilihan tempat di Akademi Kebidanan karena mahasiswa banyak berasal dari luar daerah dan dari suku yang beragam sehingga menarik perhatian peneliti untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa Akademi Kebidanan mengonsumsi fast food.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan Fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara pengetahuan gizi dengan konsumsi fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
2. Untuk mengetahui apakah ada hubunganya antara menonton televisi dengan konsumsi fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
4. Untuk mengetahui apakah pendidikan orang tua dengan konsumsi fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
5. Untuk mengetahui Apakah ada hubungan antara anggota keluarga dengan konsumsi fast food pada Mahasiswa Akademi Kebidanan
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi komsumsi fast food pada mahasiswa Akademi kebidanan ini ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Mei – Juni di Akademi Kebidanan dengan menggunakan data primer melalui kuiseoner dan pengukuran pada Mahasiswa reguler Akdemi Kebidanan tahun ajaran.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.245
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 comments:
Post a Comment