BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam paradigma baru progam keluarga berencana ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya intergral dalam meningkatkan kualitas keluarga dalam hal ini dijabarkan sebagai berikut: memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraan dalam meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga, meningkatkan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui progam keluarga berencana, dan mempersiapakan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia (Saifuddin, BA, 2003 : 16).
Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai potensi, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan (Saifuddin, BA, 2003 : 34).
Sesuai dengan keterangan di atas, maka prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan adalah pil KB, karena pil KB termasuk metode yang efektif untuk mencegah kehamilan dan salah satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung kembali bila penggunaan dihentikan, serta pil KB dapat mengurangi resiko infertilitas primer hingga 40%. Ada 2 macam kontrasepsi pil, yaitu: pil kombinasi dan pil progestin. Mengingat kerja kontrasepsi oral yang multipel sulit untuk memahami bagaimana kelalaian tidak mengkonsumsi satu atau dua pil dapat menyebabkan kehamilan (Iswarawati, S.U. 2009).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2008 - 2009 tingkat pengetahuan kontrasepsi terdiri dari suntik 46,1%; pil 21,9%; IUD 10,3%; susuk 7,1%; tubektomi 3,70%; vasektomi 0,40%. Dan pemakaian alat kontrasepsi aktif di pada tahun 2003 adalah KB suntik sebesar 64,60%; KB pil 17,20%; IUD 8,30%; KB susuk 5,20%; MOW 3,80%; MOP 0,20%; lain-lain 0,70%; (Iswarawati. S.U, 2009).
Kelebihan pil kombinasi, antara lain: efektifitasnya tinggi, frekuensi koitus tidak perlu diatur, siklus haid menjadi teratur, dan keluhan-keluhan disminore yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Sedangkan, kekurangan dari pil kombinasi antara lain: pil harus diminum setiap hari, motivasi harus kuat, dan adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, misalkan mual, sakit kepala, muntah, buah dada nyeri, dan lain-lain (Prawirohardjo. S, 1999: 56).
Walaupun banyaknya efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi pil, ternyata masih banyak akseptor KB yang memilih kontrasepsi pil. Data yang diperoleh dari BPS Ny. Desa – didapatkan jumlah akseptor KB pada bulan April – Mei tahun 2009 sebanyak 159 akseptor dengan data sebagai berikut: KB pil 19,49%; KB suntik 78,61%; KB implant 0,62%; KB IUD 1,26%.
Kegagalan kontrasepsi pil ini akibat dari ketidaksiplinan akseptor, pengetahuan akseptor KB pil yang berpengetahuan baik dengan kepatuhan akseptor dalam mengkomsumsi pil KB yang patuh ada 80%, sedangkan yang tidak patuh ada 20% berdasarkan data primer tahun 2008 BPS Ny. Desa - . Solusi dari kegagalan adalah informasi yang efektif hal ini sebagai satu cara untuk memperbaiki kepatuhan akseptor, informasi tersebut antara lain: dijelaskan bagaimana kontrasepsi oral bekerja, diperlihatkan, dan ditunjukkan kepada pasien kemasan pil yang akan digunakan, dan diberitahu bagaimana cara mengkonsumsi pil, jelaskan efek samping yang mungkin terjadi, meminta pasien mengulangi informasi yang penting, untuk menyakinkan bahwa ia mengerti apa yang telah dibicarakan (Speroff. L & Darney. P, 2003: 76).
Dari latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB.
Pembatasan dan Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan antara pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkomsumsi pil KB?”. Di BPS Desa Kecamatan Kabupaten .
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB di BPS Ny. Desa Kecamatan Kabupaten .
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur.
Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan pendidikan.
Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan paritas.
Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
Mengidentifikasi seberapa besar pengetahuan akseptor KB pil dan kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB.
Manfaat Penelitian
Secara Teoritis
Sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB.
2. Praktisi
Meningkatkan kwalitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang kontarasepsi KB pil.
3. Bagi peniliti
Menabah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang Asuhan kebidanan kontrasepsi KB pil.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.224
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 comments:
Post a Comment