BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 10 juta balita meninggal tiap tahun, diperkirakan 2,5 juta meninggal akibat penyakit yang tidak dapat dicegah. Vaksin imunisasi sangat penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Penyakit infeksi yang datang sebagai pembunuh utama anak – anak yaitu ; campak, poliomielytis, difteri, pertusis (batuk rejam), tetanus dan tuberculosis. Untuk memberantas penyakit ini maka sejak tahun 1997, WHO telah memulai pelaksanaan program imunisasi sebagai upaya global secara resmi yang Expended Program Of Imunitation (EPI) yang dikenal di Indonesia sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI) (Hadinegoro, 2004)
Sejak penetapan EPI oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia, sekurang – kuranngnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahun. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan EPI sebagai Imunisasi rutin di negara berkembang yaitu : BCG, DPT, POLIO, CAMPAK, dan HEPATITIS B (Ali, 2006)
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi di Indonesia dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenalkan imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan PPI (Depkes RI, 2000)
Status program yang demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi sosial dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama (Depkes RI, 2000)
UCI merupakan indikator penting dalam program imunisasi. Target UCI tahun 2009 adalah >90% artinya target UCI tercapai bila minimal 90% desa/kelurahan dikabupaten/kota telah memenuhi target imunisasi campak sebagai imunisasi rutin terakhir.
Cakupan UCI tahun 2009 Provinsi Sumatera Selatan saat ini adalah 82,5% artinya masih sangat jauh dibanding target 90%. Apalagi tahun 2010 ini target UCI harus 100% sesuai Kepmenkes nomor 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota (Dinkes. 2010: 3).
Penelitian Dwi Lestari pada tahun 2007, menunjukkan bahwa tingkat ketepatan jadwal imunisasi dengan kategori baik, ditemukan sebagian besar pada ibu yang berpendidikan formal menengah, berumur antara 20-30 thn, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan pada umumnya memiliki 2 orang anak.
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting karena suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu (Ali ,2002)
Syahrul,Fariani.,(2002) dalam kesimpulan penelitiannya juga mengemukakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahun ibu dan keterpaparan informasi dengan status imunisasi,tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi sebagian besar (73,0%) sudah baik. Namun demikian juga masih didapat sebagian kecil (4%) yang tergolong kurang.
Menurut Noor,N.N (2000) menyebutkan berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status sosio ekonomi sehingga merupakan karakteristik. Status sosial ekonomi erat hubungannya dengan pendapatan keluarga (Noor,, 2000)
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder (Ali, 2002)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008, di Indonesia cakupan imunisasi BCG sebesar 86,9%, imunisasi campak sebesar 81,6%, imunisasi Polio sebesar 71%, imunisasi DPT sebesar 67,7%, dan imunisasi Hepatitis B sebesar 62,8%, sedangkan cakupan imunisasi lengkap sebesar 46,2% (Depkes RI, 2008)
Menurut Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, dewasa ini angka kematian bayi di Indonesia 34/1000 kelahiran hidup, dan dilaporkan bahwa sekitar 34.690 meninggal setiap tahun karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (BKKBN Sumsel, 2007)
Pelaksanan program imunisasi dasar (BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak) diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat termasuk usaha swasta baik berbentuk organisasi, yayasan badan usaha maupun perorangan. Unit pelaksana terdepan adalah puskesmas. Data imunisasi tahun 2010 hasil cakupan imunisasi untuk Sumatera Selatan secara nasional 94,9% sedangkan hasil dari Bidan Praktik Swasta Soraya tahun dimulai dari bulan januari sampai bulan mei berjumlah 460 bayi yang diimunisasi.
Berdasarkan penelitian dan data yang diperoleh diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, dan Pendapatan Keluarga dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Rumah Bersalin Tahun ”.
B. Perumusan Masalah
Rendahnya Angka Cakupan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi 460 orag (4,85%) daru Target yang telah ditetapkan di Rumah Bersalin tahun .
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana data distribusi frekuensi tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin tahun .
2. Bagaimana data distribusi frekuensi tentang pendidikan ibu dengan status pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin .
3. Bagaimana data distribusi frekuensi tentang pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin .
4. Bagaimana data distribusi frekuensi tentang pendapatan keluarga ibu dengan pemberian imunisasi dasar di Rumah Bersalin .
5. Bagaimana hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin .
6. Bagaimana hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin .
7. Bagaimana hubungan antara pendapatan keluarga ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin .
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, dan Pendapatan Keluarga Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Rumah Bersalin .
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data distribusi frekuensi tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin tahun .
b. Mendapatkan data distribusi frekuensi tentang pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin tahun .
c. Mendapatkan data distribusi frekuensi tentang pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin tahun .
d. Mendapatkan data distribusi frekuensi tentang pendapatan keluarga ibu dengan pemberian imunisasi di Rumah Bersalin .
e. Mendapatkan data tentang hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin Tahun ”.
f. Mendapatkan data tentang hubungan antara pengetahuan Ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin Tahun ”.
g. Mendapatkan data tentang hubungan antara pendapatan keluarga Ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Rumah Bersalin Tahun ”.
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk Masyarakat
a. Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan upaya pemberian imunisasi dasar pada bayi.
b. Akan memberi masukan penyebab tidak memberikan imunisasi sehingga dapat mengantipasi masalah dan komplikasi yang akan terjadi.
2. Untuk Mahasiswa
a. Akan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah khususnya mata kuliah Metodologi Penelitian.
b. Akan dapat menambah wawasan dibidang Ilmu Kebidanan dalam praktek sehari-hari yaitu menerapkan asuhan kebidanan khususnya terhadap pemberian imunisasi.
3. Bagi Institusi
a. Akan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa akademi Kebidanan tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi anak secara tepat.
b. Akan dapat digunakan seagai dasar bagi peneliti lanjut untuk melakukan penelitian selanjutnya daam hal yang terkait dengan penelitian ini.
c. Akan dapat menambah referensi bacaan diperpustakaan
d. Akan dapat membagi informasi perkembangan ilmu kebidanan khusunya pemberian imunisasi dasar pada bayi.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada tanggal Mei – Juli di Rumah Bersalin Tahun .
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 comments:
Post a Comment